Harga telur melonjak ditengah bulan Sura
Saat harga telur melonjak sekitar pertengahan bulan Agustus 2022, yang bertepatan dengan pertengahan bulan Suro, sempat menggegerkan masyarakat dan kalangan pemerintahan.
Kenaikan harga juga menyebabkan keheranan juga dikalangan peternak, karena kejadian seperti ini sangat jarang terjadi selama ini. Mengingat bulan Suro adalah bulan yang sangat ditakuti untuk pemasaran teluur. Karena pasa bulann Suro masyarakat enggan melakukan kegiatan keraaian yang berkaitan dengan hajat pernikahan maaupun sunatan dan lainnya.
Tapi menjelang akhir Agustus, harga telur melonjak yang tinggi mulai mereda. Bahkan harga kembali menyentuh dasar harga pasar yaitu 24.000.
Mengapa Pada Bulan Suro Harga Telur Melonjak ?
Kalau ditinjau kembali kebelakang, pada artikel Prediksi Harga Telur Semester 2 Tahun 2022, jelas dipaparkan bahwa populasi ayam petelur masih sangat kurang. Dampak kehancuran harga telur dan naiknya harga pakan yang gila-gilaan, membuat banyak peternak tidak mampu mempertahankan populasi ayamnya.
Peternak terpaksa memotong populasi mulai dari ayam-ayam tua sampai umur tertentu. Belum lagi mulai bulan November 2021, peternak banyak yang takut untuk melakukan peremajaan. Sampai puncaknya terjadi ketakutan untuk melakukan
peremajaan karena harga telur tetap rendah dan harga pakan tidak turun-turun.
Kejadian ini terjadi pada bulan Desember 2021 sampai bulan April 2022 dan mulai agak membaik setelah lebaran blai Mei 2022. Dimana mulai bulan Mei 2022, DOC mulai siserbu peternak.
Dengan demikian, produksi telur diprediksi akan tetap kuat setidaknya sampai pertengahan bulan November. Karena populasi pada akhir Desember sudah bisa mencapai 90% dari populasi pada bulan Juli 2021. Itupun dengan tingkat produksi yang masih dibawah target akibat mulai bayak ayam tua dan ayam yang pada puncak produksi masih belum berimbang (lebih rendah).
Adapun terjadi lonjakan harga yang hanya seminggu pada bulan Agustus (bulan Suro), semata-mata dimungkinkan oleh permintaan telur untuk kebutuhan tertentu dalam waktu yang pendek. Sementara produksi telur masih cukup rendah.
Bagaimana Kondisi Bisnis Ayam Petelur Sampai Akhir Tahun 2022
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada 4 bulan terakhir tahun 2022 ini.
Keadaan populasi dan produksi masih relatif sama dengan prediksi sebelumnya. Produksi telur masih dibawah produksi pada bulan Juli 2021 tahun lalu. Ini cukup aman bagi harga telur sampai akhir tahun 2022, apalagi momen Natal dan Tahun baru biasanya permintaan telur ada peningkatan hampir diseluruh wilayah Indonesia.
Namun ada hal yang harus diperhatikan dengan cermat, yaitu kenaikan harga BBM yang cukup tinggi tentu merupakan problema tersendiri. Inflasi tinggi lalu terjadi penurunan daya beli, belum lagi kondisi politik kurang mendukung, merupakan momok yang menakutkan dikalangan perunggasan.
Kondisi sosial masyarakat yang bisa saja berubah cepat, tentu saja akan bisa merubah peta bisnis ayam petelur dalam beberapa bulan kedepan. Peternak harus berhati-hati dan sudah mempersiapkan pengaman untuk hal ini.
Selama ini persiapan dan pengaman sering diabaikan jika pada suatu saat harga telur melonjak, yang kemungkinan akan terjadi pada bulan Oktober (bulan Mulud) dan bulan Desember ( Natal dan Tahun Baru).
Melonjaknya Harga Telur Bisa Menjebak
Ini sudah sangat seering terjadi, dimana saat harga telur melonjak tajam, peternak kemudian mengulur atau memperpanjang umur ayamnya. Ayam tua yang sudah saatnya diafkir (dihilangkan dari hitungan) masih saja tetap dipertahankan.
Suatu hal kenapa kenaikan harga harga hanya terjadi sebentar ? Itu dikarenakan peternak yang ingin meraup keuntungan lebih banyak saat harga tinggi, tapi tanpa disadari segera menurunkannya dengan menambah supply (populasi ayam produksi) telur.
Padahal ada strategi lain untuk meraih keuntungan lain yang sangat besar dari ayam afkir. Dan harga tertinggi ayam afkir adalah pada saat harga telur tinggi.
Dengan menjual ayam afkir pada saat harga telur melonjak tinggi, sebenarnya peternak mendapatkan dua keuntungan besar. Dari harga afkir yang mahal/tinggi dan memperpanjang harga tinggi sampai beberapa waktu kedepan (menstabilkan harga).
Dengan demikian, strategi afkir yang tepat akan menjadi pengamanan yang jitu, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.