Evaluasi harga telur ayam
Agus Sudharnoko
Poultry Specialist


Harga Telur Meleset dari Perkiraan
Pasti sudah, sampai H-1 Lebaran ternyata harga telur ayam tidak terlalu bagus karena tidak sesuai perkiraan dan harapan peternak. Walau begitu harga yang terjadi cukup bisa mengobati sedikit sakit peternak, setelah sekian lama harus berjuang akibat naiknya harga pakan.
Namun kekhawatiran yang timbul justru bagaimana harga setelah Lebaran. Apakan harga telur masih tetap baik, atau setidaknya masih di atas HPP, karena momen yang membuat naiknya permintaan telur tentunya sudah menurun.
Baca juga : Harga telur ayam mulai terasa ngeri2 sedap
Prediksi peternak mengenai harga akan tinggi tentu bukan asal meramal saja. Karena sekali lagi, tidak dapat dipungkiri bahwa populasi ayam petelur sudah banyak berkurang. Sehingga sangat memungkinkan harga telur sebenarnya bisa lebih tinggi lagi pada saat kebutuhan meningkat menjelang datangnya Lebaran.
Walau begitu, pergerakan harga yang terjadi selama Ramadhan dan Lebaran kali ini sangat menarik untuk dijadikan sebuah evaluasi harga telur ayam selama smester 1 tahun 2022.
Mengapa Harga Telur Tidak Bisa Membuat Rekor Menjelang Lebaran ?
Pengurangan populasi secara langsung karena banyaknya afkir dini (akibat tingginya harga pakan) bisa menyebabkan berkurangnya populasi 20-30%. Akibatnya tentu akan terjadi pengurangan supply telur yang cukup besar dan akan sangat berarti terhadap kesimbangan supply-demand. Yang pada gilirannya akan mempengaruhi harga telur di pasar.
Apalagi selama Ramadhan dan menjelang Lebaran 2022, kebutuhan terhadap telur akan meningkat.
Tapi kenapa ternyata harga yang terjadi selama bulan Ramadhan maupun mejelang Lebaran kurang sesuai dengan harapan? Padahal pada Lebaran kali ini bisa dikatakan tidak ada lagi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Kegiatan dan pergerakan akan jauh lebih besar daripada 2 Lebaran sebelumnya.
Apalagi jika berkaca harga saat Desember 2021 (yang nota bene momennya tidak sebesar Idul Fitri), harga telur sempat membuat rekor (28.000 – 29.000), walau cuma sebentar.
2 Hal yang Paling Besar Perannya dalam Mempengaruhi Harga Telur
- Kondisi ekonomi yang masih belum cukup baik, walau Lebaran kali ini jauh lebih meriah dari 2 tahun sebelumnya. Namun tingginya harga bahan pokok lain termasuk ancaman naiknya BBM cukup menggerus daya beli masyarakat.
- Sudah sejak akhir tahun lalu terjadi pengurangan penetasan DOC Petelur, bahkan sempat tanpa penetasan. Perhatikan saja pada awal-awal tahun 2022, banyak breeder yang hanya menetaskan DOC Layer jika sudah ada pesanan dari peternak. Tentu tidak mudah bagi Breeder untuk tidak menetaskan telur, mengingat akan dikemanakan telur-telur yang tidak ditetaskan tersebut. Karena selain tempat penyimpanan yang sudah ditentukan (terbatas), juga telur tetas tidak bisa disimpan lama di cooling room.
Berkurangnya Penetasan DOC Petelur Merubah Perhitungan ke Depan
Setidaknya ada 3 momen penting yang harus diperhatikan dalam bisnis peternakan ayam petelur.
- Periode kehancuran harga telur selama Agustus sampai Oktober 2022.
- Periode mulai terjadinya pengunduran waktu peremajaan DOC akibat jeleknya harga telur pada akhir tahun 2021, sehingga
diperkirakan terjadi cukup banyak pengurangan chick-in DOC selama hampir 3 bulan menjelang akhir tahun.
3. Hancurnya harga telur selama periode Januari – Februari 2022, benar-benar mengakibatkan peternak makin terpukul. Karena terlanjur berharap harga telur yang telah memecahkan rekor harga tertinggi di bulan Desember, justru hacur lagi dibulan Januari – Februari disertai dengan berkali-kali naiknya harga (bahan) pakan.
Kejadian ini selain menyebabkan banyak ayam produksi terpaksa diafkir sebelum waktunya, juga peternak semakin takut untuk check-in DOC. Akibatnya keparahan ini merembet ke Breeder, sampai-sampai breeder pun sementara tidak menetaskan DOC petelur. Sampai bulan Maret 2022, masih banyak Breeder hanya menetaskan DOC jika ada pesanan.
Evaluasi Harga Telur pada Saat Ramadhan dan Menjelang Lebaran.
Walau sudah terjadi pengurangan populasi yang besar pada periode Agustus-Oktober 2021 dan periode Januari-Februari 2022, namun pada saat Ramadhan sampai menjelang datangnya Lebaran, kenaikan harga telur masih terasa lambat. Bahkan, kenaikan harga pakan justru membuat HPP makin melambung.
Beratnya kenaikan harga telur ternyata secara langsung mau pun tidak, ada kemungkinan juga diakibatkan oleh pengaruh pemotongan produksi di Breeder.
Selain adanya pembatasan penetasan DOC broiler karena over supply (produksi) Breeder pun mempunyai problem penetasan DOC petelur akibat begitu banyaknya peternak yang tidak mampu (berani) melakukan peremajaan.
Apapun yang dikatakan, semua kalangan peternakan tentu paham dengan pembatasan penetasan. Selalu akan ada efeknya pada usaha ayam petelur.
Tidak mudah juga untuk memecahkan problem seperti saat ini. Pembatasan penetasan, dengan cara baru menteskan telur jika ada order DOC dari peternak, tentu memungkinkan ada telur tetas tetap merembes ke pasar telur komersial.
Pengurangan penetasan DOC Petelur yang juga bisa dikatakan habis-habisan tentu akan dirasakan akibatnya sekitar 6 bulan kemudian (setelah adanya pengurangan).
Kesimpulan
- Begitu parahnya kondisi yang terjadi pada ayam petelur, sehingga telah terjadi pengurangan populasi besar yang diakibatkan dari terpaksa afkir dini dan menunda peremajaan (replacement) DOC.
- Pengurangan populasi ayam produksi yang diakibatkan mundurnya peremajaan ayam petelur mulai semakin mempengaruhi supply telur sekitar bulan Juni 2022.
- Pengembalian populasi ayam produksi (supply telur) pada tahun 2022 ini akan sangat sulit terealisasi, mengingat keuangan peternak sangat terbatas untuk peremajaan, lagi pula peternak tentu masih ragu (trauma) terhadap kelangkaan dan kenaikan harga pakan.
1 Comment. Leave new