Perkembangan Pemeliharaan Ayam Petelur
Ayam petelur diiklim tropis selama satu dekade terakhir ini mengalami pertumbuhan paling tinggi di dunia. Asia, Afrika, Amerika selatan dan Amerika tengah adalah benua yang mengalami pertumbuhan besar-besaran dalam produksi telur. Pertumbuhan diperkirakan masih tinggi di wilayah ini dalam beberapa dekade mendatang.
Tidak selalu mudah untuk mengelola unggas di bawah kondisi tropis ini meskipun ayam hutan merah (nenek moyang ayam petelur modern saat ini) berasal dari daerah tropis/hutan. Dengan suhu musim panas yang terus meningkat dan jumlah gelombang panas di wilayah yang lebih beriklim di dunia, tekanan panas juga lebih sering terjadi dan menjadi tantangan yang lebih besar bagi semakin banyak produsen telur di seluruh dunia.
Perkembangan industri perunggasan berkembang pesat walau banyak halangan iklim dalam pemeliharaannya. Namun karena harga produknya yang relatif murah dibanding hasil ternak lainnya, maka pilihan konsumen/masyarakat lebih berkembang pada produk-produk unggas (daging ayam dan telur)
Faktor Alam Penghalang Peternakan Ayam Petelur
Faktor penghalang yang menonjol di negara tropis seperti di Indonesia selain iklim, yaitu suhu dan kelembaban yang tinggi. Namun selain suhu dan kelembaban yang tinggi, budaya penerapan biosecurity pada farm komersial yang sering kurang dipahami bahkan diabaikan, juga menjadi pengganggu produksi yang tak kalah seriusnya.
Dari karakter suhu, kelembaban dan biosecurity inilah titik awal yang harus diperhatikan dalam pengembangan industri perunggasan, terutama untuk yang petelur dimana pemeliharaannya membutuhkan waktu panjang dalam pemeliharaannya. Dari tiga faktor inilah mulai didisain dan dibangunnya sebuah farm dengan standar-standar yang khusus.
Suhu
Karena suhu didalam setiap sudut kandang tidak selalu sama, maka sangat perlu diketahui mengenai cara mengamati dan mengukur suhu dalam kandang. Dengan begitu dapat diketahui kondisi suhu kandang secara lebih akurat lagi.
Ada 2 ukuran suhu yang harus diamati :
- Suhu aktual yang diukur dengan thermometer
- Suhu efektif, yaitu suhu yang dirasakan burung. Peningkatan suhu efektif terjadi ketika kelembaban meningkat, tetapi menurun dengan meningkatnya pergerakan udara.
Kelembaban Relatif
Kelembaban relatif menggambarkan tingkat air (uap air) yang ada di udara, yaitu jika udara menahan 20% dari kapasitasnya untuk menahan air, kelembabannya adalah 20%. Ketika kelembaban mencapai 100%, itu berarti udara sepenuhnya jenuh.
Seperti suhu, kelembaban relatif tidak tetap, dapat berubah dan oleh karena itu bervariasi di siang hari. Udara mengembang sebagai akibat dari kenaikan suhu, oleh karena itu kapasitas menahan kelembabannya meningkat.
Hubungan Suhu dan Kelembaban Relatif
Dalam banyak kasus, produsen telur terlalu fokus pada suhu gedung (dalam kandang). Kelembaban relatif sering diabaikan. Tetapi iklim di dalam kandang, yang menentukan apakah unggas merasa nyaman atau tidak, adalah hasil interaksi antara suhu dan kelembaban relatif.
Interaksi dari suhu dan kelembaban relatif inilah yang digunakan untuk mengendalikan iklim dalam kandang, yaitu :
- Menenurunkan panas yang berlebih saat periode panas
- Mengurangi kelembaban berlebih yang bertujuan menurunkan suhu efektif.
- Untuk membatasi penumpukan gas berbahaya sambil menjaga pasokan oksigen dan udara segar.
Biosecurity
Status kesehatan yang baik sangat penting karena dua alasan utama, yaitu ayam yang sehat adalah produsen yang lebih efisien, karena penyakit membutuhkan energi yang memengaruhi profitabilitas peternak dan hasil produksi yang tinggi harus aman jika dikonsumsi masyarakat. Masyarakat harus aman dari penyakit (zoonosis) dan kontaminasi lainnya
Bagian terpenting dari program biosekuriti seringkali mengubah cara berpikir tentang apa yang bersih dan apa yang kotor dan bertindak sesuai dengan itu.
Kesulitannya bukanlah untuk mengimplementasikan program biosecurity tetapi untuk mempertahankannya (konsisten).
Management Pemeliharaan
Untuk membuat sebuah management peternakan ayam petelur bisa berjalan normal, hal penting lain yang harus dipahami adalah fisiologi ayam petelur. Karena dengan mengamati dan mempelajari karakter fisiologi inilah kondisi ayam bisa diselaraskan dengan management pemeliharannya nantinya.
Fisiologis ayam petelur akan sangat terpengaruh pada kondisi iklim tropis, dan dan kemampuan ayam untuk tetap bertahan dan berproduksi maksimal sangat dibantu oleh bagamaimana management mensiasati keadaan.
Sebaiknya seorang peternak sedikit banyak harus mampu memahami fisiologis ayam petelur yang akan dipeliharaannya, agar tidak awam jika terjadi gangguan selama pemeliharaan ayam.
Fisologis Ayam Petelur Merespon Iklim Lingkungan
Ayam petelur merupakan hewan berdarah panas (homeothermic), artinya ayam petelur dapat menjaga suhu tubuhnya tetap konstan, yaitu dalam kisaran tertentu. Rata-rata, suhu tubuh ayam yang sehat berada dalam kisaran 40- 42°C. Zona netral termal untuk ayam petelur dewasa berkisar antara 18 °C hingga 24 °C (suhu lingkungan), ini berarti bahwa dalam kisaran suhu ini ayam tidak perlu mengubah metabolismenya agar tetap hangat atau untuk menghilangkan panas.
Bagaimana Sebuah Peternakan Ayam Petelur Dibangun di Iklim Tropis?
Membangun dan menjalankan sebuah farm di iklim tropis harus didasari pada :
- Didasari pada pengertian dan pemahaman tentang karakter lingkungan tropis (suhu dan kelembaban)
- Dirancang dan lindungi dengan prinsip biosecurity
- Dibangun dan dijalankan dengan prinsip-prinsip dasar mengikuti fisiologis ayam
Penjabaran dari tiga poin diatas, detailnya dijalankan sesuai dengan masing-daerah yang mempunyai karakter varian iklim tropis. Karena topografi masing-masing daerah akan mempresentasikan varian iklim tropis yanga ada.
Kesalahan management yang terjadi akan sangat sulit teratasi jika dasar-dasar pembangunanannya sudah menyalahi salah satu dari 1, 2 atau 3 poin diatas.
Satu hal yang harus benar-benar harus disadari. Membangun peternakan ayam petelur di iklim tropis dengan mengabaikan satu dari tiga faktor di atas, sama halnya anda sudah menandatangani resiko besar pada perjalanan peternakan ke depannya.