Peritonitis atau yolk peritonitis
Hampir semua peternak pernah mengalami ayam-ayamnya terkena kasus peritonitis ini. Terutama menjelang puncak produksi dan bisa sampai ayam-ayam itu diafkir.
Kasus peritonitis mungkin tidak terasa mengganggu karena bersifat normal dan tidak dapat terelakkan pada jumlah tertentu saat terjadinya kasus. Namun jika kematian yang terjadi mulai signifikan, maka kejadian itu bisa menjadi masalah bagi peternak.
Kasus mungkin awalnya bisa terasa ringan dan terdiagnosa sebagai CRD Complex. Namum jika tidak teramati (terkontrol), tentu akan berakibat kerugian yang cukup besar.
Apa itu Peritonitis
Peritonitis atau yolk peritonitis sering disebut juga stroke kuning telur atau septikemia perut. Adalah reaksi inflamasi peritoneum yang ditandai dengan adanya bahan seperti fibrin atau albumen dengan penampilan matang di antara jeroan dalam rongga perut. Ini adalah penyebab umum kematian sporadis pada ayam petelur atau breeder, tetapi pada beberapa kelompok dapat menjadi penyebab utama kematian sebelum atau setelah mencapai puncak produksi.
Kondisi tersebut terjadi setelah prolaps atau saat kuning telur masuk ke rongga perut, bukannya turun ke saluran telur dan keluar dengan cara normal.
Kasus ini diakui sebagai salah satu tantangan penting yang dihadapi di peternakan unggas, menyebabkan hilangnya unggas dan produksinya.
Peritonitis adalah penyebab umum distensi perut pada ayam. Peritonitis fibrinosa yang terlokalisir dapat terjadi, dan dapat menyebabkan asites sekunder dan peradangan organ atau berbarengan pada kasus kronis. Massa kuning telur di perut dapat menyediakan media yang kaya gizi bagi bakteri seperti E. coli untuk berkembang dan menyebabkan peritonitis.
Terjadinya Peritonitis
Ketika ayam berproduksi, ovarium kiri (ovarium kanan tidak berkembang (tidak berfungsi) akan mulai mengirimkan ‘ovum’ atau kuning telur ke dalam infundibulum atau saluran telur. Dalam produksi telur normal infundibulum akan ‘menangkap’ kuning telur, lalu mulai mengirim mereka melalui saluran reproduksi selanjutnya untuk diproses, sampai akhirnya dikeluarkan sebagai telur normal.
Bakteri bisa naik dari kloaka ke infundibulum dan sedemikian rupa menginfeksi rongga peritoneum. Faktor yang memperumit di sini adalah bahwa beberapa flock dirangsang secara berlebihan pada awal produksi. Hal ini bisa menyebabkan beberapa kuning telur jatuh (dan disimpan) di rongga peritoneum, bukan di infundibulum.
Di rongga peritoneum, kuning telur merupakan sumber energi yang sempurna untuk bakteri dan (yang terpenting) kuning telur ini tidak dapat dilindungi oleh sistem kekebalan karena tidak ada sirkulasi darah.
Pada saat proses inilah terjadi infiltrasi bakteri (kuman) melalui tempat-tempat yang memungkinkan seperti kloaka. Dimana saat meletakkan telurnya secara lembut, sebagian saluran reproduksi keluar meletakkan telur. Pada saat inilah bakteri mengkontaminasi saluran reproduksi.
Alasan yang mendasari terjadinya infeksi ini ada beberapa, tetapi dapat dikategorikan pada tempat masuknya bakteri ke dalam tubuh.
Saluran tersebut adalah:
- Pernapasan
- Pencernaan
- Reproduksi
Di semua saluran ini, adalah normal jika sejumlah bakteri masuk ke dalam tubuh/aliran darah. Hanya dalam kasus invasi berlebihan atau imunosupresi serius, peradangan rongga perut akan terjadi.
Beberapa agen infeksi dan stres juga dapat menyebabkan gerakan anti-peristaltik di saluran reproduksi dan kuning telur yang disimpan dibuang kembali ke rongga perut.
Pada ayam pedaging cara masuk yang terpenting adalah melalui saluran pernafasan. Dan karena cara bernafas, kantung udara pertama kali meradang. Saculitis udara diikuti oleh perikarditis, perihepatitis dan peritonitis. Penyebab yang mendasarinya lagi-lagi adalah masuknya bakteri yang terlalu tinggi ke kantung udara karena penyaringan udara yang tidak tepat di lubang hidung dan trakea. Fungsi filter ini (rambut-silia) mudah rusak oleh semua jenis infeksi virus seperti bronkitis (IB) menular dan Newcastle disease (ND).
Pencegahan dan Pengobatan
Pengobatan peritonitis jarang sekali berhasil karena kondisi ini sebagian besar didiagnosis pada stadium lanjut. Jika penyakit ini didiagnosis lebih awal maka pengobatan mungkin berhasil. Akan tetapi, pada stadium awal penyakit ini tidak menunjukkan gejala dan populasi ayam dalam flock tentu sangat banyak. Sehingga tidak memungkinkan untuk diamati satu persatu.
Pengobatan untuk peritonitis adalah antibiotik atau dengan perawatan suportif pada kedua kasus tersebut.
Pencegahan
Dengan mengadopsi langkah-langkah bio-security, manajemen berat badan, nutrisi yang tepat, perkembangan reproduksi, ventilasi yang baik, dan sanitasi air minum adalah strategi pencegahan terbaik.
Tindakan Pengendalian dan Pencegahan:
Kontrol faktor pemicu seperti memiliki kawanan bebas Mycoplasma.
Ayam gemuk lebih rentan.
Ventilasi silang mengurangi tingkat debu yang terkontaminasi E.coli.
Hindari kontaminasi feses pada telur tetas.
Kontaminasi air tidak boleh diabaikan.
Debu juga meningkatkan risiko peritonitis pada ayam karena bakteri menempel pada partikel debu karena muatan elektrostatik dan kombinasi debu dan amonia.
Mengurangi stres.
Kesimpulan
Kasus peritonitis dilapangan sangat berkaitannya dengan kasus prolapsus yang sering terjadi menjelang puncak produksi.
Sumber literasi :
National library of medicine
Poultry Performance Plus
Journal of Veterinary Medicine and Research
Memberikan rangsangan yang terlalu berlebihan (kualitas pakan maupun penambahan cahaya yang tidak tepat) agar ayam cepat mencapai puncak produksi sangat riskan dengan kasus peritonistis ini
Berhati-hatilah dan lakukan pencegahan secara benar, karena kasus ini hampir tidak bisa disembuhkan dan bisa dalam waktu yang lama.
Mengisi kandang bettery lebih dari 1 ekor ayam, cenderung meningkatkan kasus peritonitik, yang sering berkaitan dengan kasus prolapsus maupun kanibal.